Penyakit Paru pada Anak – ASMA
Posted on March 16, 2009. Filed under: Pediatric, Pulmonology | Tags: Anak, paru |
DEFINISI ASMA
Inflamasi kronik saluran respiratorik
Banyak sel dan elemen seluler berperan (sel mast, eosinofil, limfosit T)
Pada orang rentan, inflamasi kronik – episodik wheezing berulang, batuk, sesak nafas, rasa dada tertekan
Berhubungan dengan penyempitan saluran respiratorik yang luas dan bervariasi – irreversibel sebagian atau teratasi spontan/ pengobatan
Diagnosis Asma
“Batuk dan atau mengi berulang dengan karakteristik episodik, nokturnal (variabilitas), reversibel (dapat sembuh sendiri dengan atau tanpa pengobatan) ditambah atopi”
Serangan Asma
(Eksaserbasi asma)
Episode perburukan yang progresif dari gejala sesak nafas, batuk, wheezing, rasa dada tertekan, atau berbagai kombinasi gejala tersebut.
Penurunan PEF atau FEV1 - indikator yang dipercaya
Pembagian Serangan Asma
Serangan Ringan
Serangan Sedang
Serangan Berat
Ancaman henti napas
Tujuan tatalaksana serangan asma
Menghilangkan gejala secara cepat dan tepat
Mengurangi hipoksemia
Fungsi paru kembali normal
Pasca serangan: evaluasi ulang
Mengapa tidak respons???
Dehidrasi
Asidosis metabolik
Atelektasis
Serangan Berat
Respons buruk pasca nebulisasi
Oksigen
Jalur parenteral: Atasi dehidrasi dan asidosis
Steroid IV
Aminofilin IV lnisial, lalu rumatan
Nebulisasi
Foto toraks
Baik: PULANG
Respons tidak baik: RAWAT INTENSIF
Oksigen
1. Mutlak diberikan pada keadaan serangan berat
2. Pada serangan berat terjadi hipoksemia
Nebulisasi (serangan berat)
β2 agonis dan ipratropium bromida Vs β2 agonis sendiri: hasil lebih baik:
jumlah perawatan berkurang
Scoring gejala berkurang
Peningkatan fungsi paru
Kerja obat lebih lama
Mengurangi durasi & jumlah pengobatan sebelum meninggalkan IGD
(Schuh S. et al. J Pediatr 1995; 126:639-45)
(Zorc JJ. et al. Pediatr 1999; 103:703-52)
ß agonis + ipratropium bromida
1. Belum sepakat (berguna) : Serangan asma ringan, Serangan asma sedang
2. Sepakat : Serangan asma berat
IVFD
Mengatasi dehidrasi
Minum kurang karena sesak
Muntah
Koreksi asam basa, elektrolit
Pemberian obat-obat parenteral
Steroid
Sistemik (Intravena atau oral)
Antiinflamasi
Kontroversi: penggunaan nebuliser
1. Dosis tinggi (1600-2000ug)
2. Serangan berat kurang dianjurkan
Aminofilin
Inisial: 6-8 mg/kgBB IV selama 10-20 menit
Berikan rumatan 0,5-1 mg/kgBB/jam
Perlu monitor kadar aminofilin
Hati-hati safety margin sempit
Penggunaan obat lain
Adrenalin: ada dosis maksimal, efek dan ß
Salbutamol SC: harus hati-hati
MgSO4: tidak berbeda bermakana
Steroid inhaler: dosis sangat tinggi (1600-2000 mg)
Antibiotik: Tidak digunakan
Mukolitik: Tidak dianjurkan pada serangan berat
Klasifikasi Penyakit Asma
Asma episodik jarang
Asma episodik sering
Asma Persisten
Asma Episodik Jarang
75% populasi asma anak
Episode yang terjadi <1x per 4–6 minggu,
wheezing setelah aktivitas berat,
Tanpa gejala diantara episode serangan
Fungsi paru yang normal diantara serangan
Terapi profilaksis tidak dibutuhkan
Asma Episodik Sering
20% populasi asma
Serangan lebih sering
wheezing pada aktivitas sedang
dapat dicegah dengan pemberian β2-agonis
Gejala terjadi kurang 1x/minggu
Fungsi paru diantara serangan normal atau hampir normal
Perlu controller (pengendali)
Asma Persisten
± 5% anak asma
Episode akut yang sering,
wheezing pada aktivitas ringan
diantara interval gejala membutuhkan 2-agonis lebih dari 3 kali/minggu baik karena terbangun malam hari maupun dada terasa berat pada pagi hari
Perlu controller (pengendali)
Setiap pasien asma
Harus ada klasifikasi derajat penyakit dan derajat serangan misal:
Asma episodik jarang di luar serangan
Asma episodik jarang dengan serangan sedang
Asma episodik sering dengan serangan berat
Asma episodik sering di luar serangan
Asma persisten dengan serangan berat
Derajat penyakit tidak bergantung derajat serangan
Tujuan tatalaksana asma
Gejala kronik minimal (idealnya tidak ada)
Serangan akut minimal (jarang)
Kunjungan ke UGD tidak pernah
Penggunaan ß2-agonis minimal
Aktivitas tidak terhambat
Uji fungsi paru normal (mendekati)
Efek samping obat minimal
Penanganan Utama
1. Penghindaran alergen
Berlaku untuk semua klasifikasi asma: Asma episodik jarang, episodik sering, dan persisten
Hindari pencetus: tungau debu rumah
Jauhi binatang peliharaan
Dilakukan sebelum dan selama pengobatan farmakologik
2. Pendidikan pasien/keluarga
Mendididik pasien dan atau keluarga mengetahui tentang asma
Meningkatkan kepatuhan
Petunjuk praktis tatalaksana di rumah
Hubungan pasien-keluarga-dokter
(GINA,2002)
3. Medikamentosa
Bronkodilator
Antiinflamasi
Antiremodeling
Anti IgE
4. Bronkodilator
Short Acting Beta-2 Agonist (SABA)
Untuk Reliever (serangan asma)
Long Acting Beta-2 Agonist (LABA)
Untuk controller (pengendali)
5. Anti-inflamasi
Antihistamin
Disodium Cromoglycate (DSCG)
Kortikosteroid
Anti PDE 4 (Phosphodiesterase)
6. Kortikosteroid
1. Memperbaiki pengendalian asma pada anak
2. Bukti-bukti penelitian:
meningkatkan PEF (pagi dan sore)
meningkatkan FEV1 (pagi dan sore)
mengurangi variasi diurnal FEV1
mengurangi gejala
menurunkan frekuensi serangan asma
mengurangi pengunaan obat pelega (2 agonis)
Meningkatkan kualitas hidup
Efek samping : Suara parau, Iritasi farings, Kandidiasis, Sakit kepala, Gangguan pertumbuhan??
7. Imunoterapi
Dikenal sebagai desensitisasi
Masih kontroversial
Pencetusnya multifaktorial
Sudah ditinggalkan
Kesimpulan:
prevalensi asma anak
klasifikasi asma: episodik jarang, episodik sering, persisten
Serangan asma: ringan, sedang, dan berat
tatalaksana asma anak: kontroversi
telah ada pedoman nasional penanganan asma anak
Kendala
Aspek tenaga medis
Persepsi salah
Kehilangan pasien
Aspek obat-obatan
Ketersediaan
Distribusi
Harga
Aspek komunitas
Berbahaya
Adiksi
Sosio-kultur
Penunjang
Algoritme sulit
Kendala alat penunjang
Minggu, 07 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar