Minggu, 07 Juni 2009

Penyakit Paru pada Anak – ASMA
Posted on March 16, 2009. Filed under: Pediatric, Pulmonology | Tags: Anak, paru |
DEFINISI ASMA
 Inflamasi kronik saluran respiratorik
 Banyak sel dan elemen seluler berperan (sel mast, eosinofil, limfosit T)
 Pada orang rentan, inflamasi kronik – episodik wheezing berulang, batuk, sesak nafas, rasa dada tertekan
 Berhubungan dengan penyempitan saluran respiratorik yang luas dan bervariasi – irreversibel sebagian atau teratasi spontan/ pengobatan
Diagnosis Asma
“Batuk dan atau mengi berulang dengan karakteristik episodik, nokturnal (variabilitas), reversibel (dapat sembuh sendiri dengan atau tanpa pengobatan) ditambah atopi”
Serangan Asma
(Eksaserbasi asma)
Episode perburukan yang progresif dari gejala sesak nafas, batuk, wheezing, rasa dada tertekan, atau berbagai kombinasi gejala tersebut.
Penurunan PEF atau FEV1 - indikator yang dipercaya
Pembagian Serangan Asma
 Serangan Ringan
 Serangan Sedang
 Serangan Berat
 Ancaman henti napas


Tujuan tatalaksana serangan asma
 Menghilangkan gejala secara cepat dan tepat
 Mengurangi hipoksemia
 Fungsi paru kembali normal
 Pasca serangan: evaluasi ulang
Mengapa tidak respons???
 Dehidrasi
 Asidosis metabolik
 Atelektasis
Serangan Berat
Respons buruk pasca nebulisasi
Oksigen
Jalur parenteral: Atasi dehidrasi dan asidosis
Steroid IV
Aminofilin IV lnisial, lalu rumatan
Nebulisasi
Foto toraks
Baik: PULANG
Respons tidak baik: RAWAT INTENSIF
Oksigen
1. Mutlak diberikan pada keadaan serangan berat
2. Pada serangan berat terjadi hipoksemia
Nebulisasi (serangan berat)
 β2 agonis dan ipratropium bromida Vs β2 agonis sendiri: hasil lebih baik:
 jumlah perawatan berkurang
 Scoring gejala berkurang
 Peningkatan fungsi paru
 Kerja obat lebih lama
 Mengurangi durasi & jumlah pengobatan sebelum meninggalkan IGD
(Schuh S. et al. J Pediatr 1995; 126:639-45)
(Zorc JJ. et al. Pediatr 1999; 103:703-52)
ß agonis + ipratropium bromida
1. Belum sepakat (berguna) : Serangan asma ringan, Serangan asma sedang
2. Sepakat : Serangan asma berat
IVFD
 Mengatasi dehidrasi
 Minum kurang karena sesak
 Muntah
 Koreksi asam basa, elektrolit
 Pemberian obat-obat parenteral
Steroid
 Sistemik (Intravena atau oral)
 Antiinflamasi
 Kontroversi: penggunaan nebuliser
1. Dosis tinggi (1600-2000ug)
2. Serangan berat kurang dianjurkan
Aminofilin
 Inisial: 6-8 mg/kgBB IV selama 10-20 menit
 Berikan rumatan 0,5-1 mg/kgBB/jam
 Perlu monitor kadar aminofilin
 Hati-hati safety margin sempit
Penggunaan obat lain
 Adrenalin: ada dosis maksimal, efek  dan ß
 Salbutamol SC: harus hati-hati
 MgSO4: tidak berbeda bermakana
 Steroid inhaler: dosis sangat tinggi (1600-2000 mg)
 Antibiotik: Tidak digunakan
 Mukolitik: Tidak dianjurkan pada serangan berat
Klasifikasi Penyakit Asma
 Asma episodik jarang
 Asma episodik sering
 Asma Persisten
Asma Episodik Jarang
 75% populasi asma anak
 Episode yang terjadi <1x per 4–6 minggu,
 wheezing setelah aktivitas berat,
 Tanpa gejala diantara episode serangan
 Fungsi paru yang normal diantara serangan
 Terapi profilaksis tidak dibutuhkan
Asma Episodik Sering
 20% populasi asma
 Serangan lebih sering
 wheezing pada aktivitas sedang
 dapat dicegah dengan pemberian β2-agonis
 Gejala terjadi kurang 1x/minggu
 Fungsi paru diantara serangan normal atau hampir normal
 Perlu controller (pengendali)

Asma Persisten
 ± 5% anak asma
 Episode akut yang sering,
 wheezing pada aktivitas ringan
 diantara interval gejala membutuhkan 2-agonis lebih dari 3 kali/minggu baik karena terbangun malam hari maupun dada terasa berat pada pagi hari
 Perlu controller (pengendali)
Setiap pasien asma
Harus ada klasifikasi derajat penyakit dan derajat serangan misal:
 Asma episodik jarang di luar serangan
 Asma episodik jarang dengan serangan sedang
 Asma episodik sering dengan serangan berat
 Asma episodik sering di luar serangan
 Asma persisten dengan serangan berat
 Derajat penyakit tidak bergantung derajat serangan
Tujuan tatalaksana asma
 Gejala kronik minimal (idealnya tidak ada)
 Serangan akut minimal (jarang)
 Kunjungan ke UGD tidak pernah
 Penggunaan ß2-agonis minimal
 Aktivitas tidak terhambat
 Uji fungsi paru normal (mendekati)
 Efek samping obat minimal



Penanganan Utama
1. Penghindaran alergen
 Berlaku untuk semua klasifikasi asma: Asma episodik jarang, episodik sering, dan persisten
 Hindari pencetus: tungau debu rumah
 Jauhi binatang peliharaan
 Dilakukan sebelum dan selama pengobatan farmakologik
2. Pendidikan pasien/keluarga
 Mendididik pasien dan atau keluarga mengetahui tentang asma
 Meningkatkan kepatuhan
 Petunjuk praktis tatalaksana di rumah
 Hubungan pasien-keluarga-dokter
(GINA,2002)
3. Medikamentosa
 Bronkodilator
 Antiinflamasi
 Antiremodeling
 Anti IgE
4. Bronkodilator
 Short Acting Beta-2 Agonist (SABA)
 Untuk Reliever (serangan asma)
 Long Acting Beta-2 Agonist (LABA)
 Untuk controller (pengendali)

5. Anti-inflamasi
 Antihistamin
 Disodium Cromoglycate (DSCG)
 Kortikosteroid
 Anti PDE 4 (Phosphodiesterase)
6. Kortikosteroid
1. Memperbaiki pengendalian asma pada anak
2. Bukti-bukti penelitian:
 meningkatkan PEF (pagi dan sore)
 meningkatkan FEV1 (pagi dan sore)
 mengurangi variasi diurnal FEV1
 mengurangi gejala
 menurunkan frekuensi serangan asma
 mengurangi pengunaan obat pelega (2 agonis)
 Meningkatkan kualitas hidup
Efek samping : Suara parau, Iritasi farings, Kandidiasis, Sakit kepala, Gangguan pertumbuhan??
7. Imunoterapi
 Dikenal sebagai desensitisasi
 Masih kontroversial
 Pencetusnya multifaktorial
 Sudah ditinggalkan



Kesimpulan:
 prevalensi asma anak
 klasifikasi asma: episodik jarang, episodik sering, persisten
 Serangan asma: ringan, sedang, dan berat
 tatalaksana asma anak: kontroversi
 telah ada pedoman nasional penanganan asma anak
Kendala
 Aspek tenaga medis
 Persepsi salah
 Kehilangan pasien
 Aspek obat-obatan
 Ketersediaan
 Distribusi
 Harga
 Aspek komunitas
 Berbahaya
 Adiksi
 Sosio-kultur
 Penunjang
 Algoritme sulit
 Kendala alat penunjang

Tidak ada komentar: